Sudah Manfaatkah Sibukmu?
Mahasiswa. Agent of change.
Perubahan. Pemuda masa kini. Penerus bangsa. Berbagai sebutan di berikan kepada
remaja yang menempuh pendidikan jenjang strata satu. Mahasiswa ada dua.
Mahasiswa asli, dan mahasiswa yang sekedar. Mahasiswa soksi (sok sibuk) dan mahasiswa
kupu-kupu (kuliah-pulang). Mahasiswa OMIK (intra kampus) dan Mahasiswa Omek
(ekstra kampus). Mahasiswa aktifis dan mahasiswa pasif. Mahasiswa hits dan
mahasiswa kutu buku. Mahasiswa pekerja dan mahasiswa hangout.
Banyak lagi macam-macamnya.
Diliat dari sudut pandang manapun
mereka memiliki satu sudut pandang yang sama. Sibuk. Ya, mereka semua sibuk.
Sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Ada mahasiswa yang datang ke kelas
mengikuti perkuliahan tanpa memperhatikan dosen, tanpa benar-benar ngeh dengan
mata kuliahnya. Yang mereka tahu absen is the most important thing. So,
I came to class, I signature my absent, and I just watching my phone, update my
story, and come home. Ada juga mahasiswa, yang prepare all of
it before they come to the class. Read some book, and active in the class. Ini
mahasiswa yang seharusnya.
Mereka mahasiswa yang mungkin
memandang bahwa kuliah ada waktunya untuk mandiri. Tanpa minta uang lagi kepada
orang tua dan akhirnya memilih kerja. Kerjanya part time di warung maka, ngajar privat di
suatu lembaga, bisa juga bekerja sebagai freelance. Ya, mereka
sibuk mempersiapkan kebutuhanya.
Mahasiswa yang gila jabatan. Ya,
mahasiswa yang seperti ini tergolong mereka yang aktif di OMIK dan OMEK. It’s
fine I think, selama itu good impact to other people and could
improve ur talent, why not?. Tapi, ketika kamu melihat bahwa ia
memang gila jabatan, aku lebih menjauhi mereka. Gak tau keanapa. Risih mungkin
tepatnya. Tapi, so far so good if they active dan dapet impact buat
dirinya selama ia aktif sebagai pejabat.
Semua jenis ini sama,
mereka sibuk. Tapi, sudah manfaatkah sibukmu?
Melihat ada
teman-teman yang hanya sibuk dengan gadgetnya, dengan sosmednya, dengan
pacarnya. Ya, mereka pada hakikatnya sibuk. Tapi, it’s unfaedah I think.
Maksudnya, akupun sibuk dengan sosmedku, dan gadgetku, make up ku mungkin tapi,
itu bukan prioritas kesibukanku. Itu hanya pelengkap diriku, dan rasa
kebutuhanku.
Beberapa mahasiswa tidak
mempunyai kegiatan selain kuliah missal. Sibuknya apa? Ya, kuliah. Sebentar,
anggap kuliah hanya dua mata kuliah setiap harinya. Jika dua mata kuliah ini
masing-masing cuman dua sks, artinya hanya membutuhkan waktu sekitar 4
jam dalam sehari untuk kuliah. Sementara, waktu tersisan dalam sehari
masih 20 jam. What you do guys? Sayang, ketika aku
melihat beberapa teman yang tidak mau berjejaring, membuka diri, dan tak
mengeksplor diri. Its like wasting ur time.
Kadang juga aku risih dan heran
dengan beberapa teman yang mereka kerap sekali jalan sama pacar. sering malah.
Dua hari sekali. Jemput sore, pulang malem. Aku tidak tahu ya, apa yang
mereka biasa lakukan. Tapi. Ya aku jujur ndak bisa berpikir jika mereka
melakukan hal yang baik. Karena, mereka pasti buat insta story dan
akhirnya ketahuan kalau mereka hanya sekedar jalan. Ya, walau begitu aku tetep
berpikir positiff. Ah, mungkin mereka ada perlu berdua, ngerjain tugas mungkin.
Walaupun susah sekali untuk mengatakan hal positif seperti itu. Jujur. aku
senidiri juga jarang jalan breng orang yang statusnya deket tapi bukan pacar
dan bukan temen. Lebih seringnya diajak ngopi dan mikirin tugas serta deadline
yang menumpuk. Pikiran ku cuma, apa tidak ada hal lain yang bisa kamu lakukan
selain kencan dengan pacarmu? apa sibuk kencanmu sibuk yang bermanfaat?Kepada
kalian yang baca. Silahkan sibukkan diri kalian. Silahkan lakukan hal yang
berguna. Lakukan hal-hal yang bermanfaat. Ikuti semua kegiatan. Brave
ur self. Kalian terlalu berharaga jika hanya diam bagai katak dalam
tempurung. Prioritaskan segala sesuatu yang berguna bagi masa depanmu.
Prioritaskan yang memang layak diprioritaskan. Semoga prioritas sibukmu tidak
keliru. Selamat sibuk yang bermanfaat. Jangan sibuk yang tidak bermanfaat.
:)
Komentar
Posting Komentar